Menempuh amsal

Kamar ditatal serdak
terhapus roma memerah
lampu-lampu padam melusuh
tak juga beku sisa waktu
kubenamkan pada rusuk bumi
matahari uzur tanpa melodi
segala kisah kesunyian anak lelaki
gadis-gadis kecewa setiap kota.

Akankah datang hidup yang sekali
relung hujan yang kemarin tertunda
sebelum pagi menelan sunyi
sebelum deru merah berhenti.

Hanya dendam malam
tak menahanku dari bicara
menempuh amsal selembar peta
sepanjang sepi tenggorokan basah.


- Wahyudi yunus.

No comments:

Post a Comment